Image Trenggalek tidak bisa ditanami tembakau, pupus sudah. Pasalnya, Bupati Soeharto melakukan panen perdana di Desa Kedungsigit, Kecamatan Karangan pada 11 Agustus 2009. Bahkan, dipastikan panen daun bahan utama rokok tersebut, tidak hanya di Desa Kedungsigit, tapi beberapa desa di enam kecamatan. Yakni, Kecamatan Tugu, Karangan, Durenan, Panggul, Munjungan dan Pogalan.
Diawali tahun ini, Pemkab Trenggalek khususnya Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Disperhutbun) mulai mengenalkan masyarakat terhadap tanaman tembakau. Alasannya, menurut Kepala Disperhutbun Surya Atmaja, tanaman tembakau merupakan tanaman jenis perkebunan yang sebenarnya mudah ditanam. Sebab tanaman ini tidak memerlukan air. Jika melihat kondisi tersebut, ternyata di enam kecamatan di Trenggalek sangat cocok ditanami tembakau. “Lahan yang dibutuhkan adalah lahan tadah hujan, artinya lahan yang memang tidak banyak air. Dan enam kecamatan tersebut cocok jika dijadikan sentra tembakau,” jelasnya.
Alasan lain, adalah saat ini harga tembakau sangat tinggi. Sehingga, ketika petani berbondong-bondong mau menanam tembakau, dipastikan mereka bakal untung besar. Mengenai pemasarannya? Surya menyatakan, mereka tidak perlu khawatir. Karena, saat ini Disperhutbun bekerja sama dengan PT. HM Sampoerna. Sehingga hasil panen petani langsung ditampung salah satu pabrik rokok terbesar. “Kalau kita hanya mengandalkan cengkeh, hasilnya tak maksimal. Sebab, saat ini banyak ranaman cengkeh yang terserang penyakit,” ujarnya.
Berdasar informasi yang diterima, harga daun tembakau dibagi menjadi tiga. Harga paling murah mulai dari Rp. 7.000 sampai Rp. 12.000 per kilogram untuk daun bawah. Daun tengah harganya berkisar Rp. 12.000 sampai Rp. 18.000 per kilo gram. Sedangkan daun atas mulai Rp. 18.000 sampai Rp.25.000.
Surya Atmaja merasa optimis, daun tembakau asal Trenggalek bisa mencapai harga maksimal. Sebab , varietas tembakau yang ditanam petani merupakan varietas unggul yakni Ranjangan Amaild (RAM) “Varietas ini adalah varietas yang dicari pabrik rokok,” katanya. Tujuan lain Disperhutbun mengajak perani menanam tembakau tak lain ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab, berdasar hasil studi banding ke beberapa daerah rata-rata petani tembakau cukup sukses. (and/ratu)
0 komentar:
Posting Komentar