Jumat, 13 November 2009

UPACARA ADAT LABUH LAUT LARUNG SEMBONYO


Bupati Trenggalek, H. KRA. Soeharto Hadiningrat, didampingi Muspida dan Kepala SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Trenggalek menghadiri upacara labuh laut larung sembonyo yang diselenggarakan oleh nelayan Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Minggu, 8 Nopember 2009. Upacara adat yang dimulai pukul 10.00 ini berlangsung dengan sangat meriah dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan pecinta seni tradisional. Upacara adat ini dimulai dengan kirab gunungan tumpeng setinggi 2 meter yang diiringi tokoh masyarakat dari Balai Desa Tasikmadu, menuju tempat pelelangan ikan di tepi dermaga Pantai Prigi. Dalam sambutannya, Bupati Trenggalek, H. Soeharto, menyampaikan bahwa disamping untuk melestarikan budaya lokal, ritual semacam ini diharapkan bisa mendorong dayak tarik wisata, khususnya kawasan Pantai Prigi, dan umumnya daerah-daerah wisata lain di Kabupaten Trenggalek. Labuh laut atau larung sembonyo merupakan perwujudan rasa syukur para nelayan atas panen ikan musim ini, sekaligus sebagai pengharapan atas perlindungan dan keselamatan serta limpahan rezeki yang semakin bertambah, berupa tangkapan ikan yang lebih banyak pada tahun mendatang. Kemudian acara dilanjutkan dengan penuturan sejarah adat larung sembonyo, langen tayub, dan puncaknya pelarungan gunungan tumpeng setinggi 2 meter dan aneka rempah-rempah sebagai sesaji ke tengah samudera. Pelarungan aneka makanan dan gunungan tumpeng nasi kuning lebih ditujukan sebagai simbolisasi kemakmuran masyarakat nelayan pasca musim panen mereka.

1 komentar:

  1. di larung sembonyo ada sesaji-sesaji khusus yg harus ada.
    saya ingin bertanya ttg apakah ada makna dari sesaji-sesaji tersebut?
    mohon d posting,karena waktu saya observasi ke sana, saya tidak mendapatkan informasi ttg makna dr sesaji2 tsb.

    BalasHapus