Dilatarbelakangi Master of Understanding (MoU) antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pekerjaan Umum tentang penyediaan anggaran untuk membangun infrastruktur perikanan, pada akhir tahun 2010 atau awal 2011 ini Pemerintah Kabupaten Trenggalek akan berusaha merealisasikan proyek minapolitan di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan. Untuk mewujudkan hal tersebut, saat ini Pemerintah Kabupaten Trenggalek sedang dalam proses pembuatan master plan Minapolitan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan dana pembangunan infrastruktur perikanan dari pemerintah pusat.
Sebagaimana diketahui, kawasan minapolitan adalah kawasan ekonomi yang terdiri dari sentra-sentra produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan, jasa, perumahan yang terintegrasi. Untuk itu, berdasarkan survey lapangan yang telah dilakukan, Desa Sumurup dan 8 [delapan] desa di sekitarnya merupakan tempat yang memenuhi syarat-syarat untuk perealisasian kawasan Minapolitan. Bahkan, Bupati Trenggalek telah menerbitkan SK nomor 188.45/185/406.D13/2010 tentang penetapan lokasi Minapolitan yakni di desa Sumurup, Bendungan. Selain itu, alasan dipilihnya desa Sumurup sebagai nominasi terkuat yakni karena sumber air di desa itu cukup melimpah sehingga memudahkan diwujudkannya kawasan minapolitan, tidak jauh dari pusat kota dan realitasnya telah ada budidaya nila, walaupun masih secara tradisional.
Untuk konsep minapolitan itu sendiri, direncanakan akan diberikan transfer ilmu kepada masyarakat dalam budidaya Nila Gift [genetic improvemen for farmed tilapia]. Jenis nila dipilih karena mudah dalam budidayanya, potensi pasar yang menjanjikan, terutama dieskpor dalam bentuk fillet [daging ikan tanpa duri/tulang]. Fillet nila digemari di pasar dunia karena warna dagingnya putih bersih, kenyal, tebal seperti kakap merah dan rasanya netral, sehingga mudah diolah untuk berbagai rasa masakan. Kebutuhan akan fillet ini cukup besar, untuk Amerika saja tiap tahun diperlukan 90 juta ton, belum termasuk Jepang, Singapura, Hongkong & Eropa. Saat ini harga fillet per kilo gram pada kisaran Rp. 50.000,-
Untuk menciptakan interkoneksi kegiatan ekonomi, selain kawasan minapolitan di Desa Sumurup Bendungan dan sekitarnya, maka akan dikembangkan pula lokasi binaan di luar kawasan minapolitan yang selanjutnya disebut hinterland. Yang termasuk dalam kawasan hinterland adalah Desa Karangrejo Kecamatan Kampak dan Desa Sambirejo Kecamatan Trenggalek dengan budidaya lele.Pemilihan kedua lokasi ini didasarkan pada kenyataan telah adanya beberapa usaha budidaya ikan oleh masyarakat setempat.
Untuk pengembangan miapolitan di Desa Sumurup Bendungan, idealnya diperlukan lahan tidak kurang 2,5 Ha. Sedangan untuk membangun infrastruktur perikanan dalam kurun waktu sekitar 3 tahun diperkirankan memerlukan biaya sekitar Rp. 6 milyard.
Sebagaimana diketahui, kawasan minapolitan adalah kawasan ekonomi yang terdiri dari sentra-sentra produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan, jasa, perumahan yang terintegrasi. Untuk itu, berdasarkan survey lapangan yang telah dilakukan, Desa Sumurup dan 8 [delapan] desa di sekitarnya merupakan tempat yang memenuhi syarat-syarat untuk perealisasian kawasan Minapolitan. Bahkan, Bupati Trenggalek telah menerbitkan SK nomor 188.45/185/406.D13/2010 tentang penetapan lokasi Minapolitan yakni di desa Sumurup, Bendungan. Selain itu, alasan dipilihnya desa Sumurup sebagai nominasi terkuat yakni karena sumber air di desa itu cukup melimpah sehingga memudahkan diwujudkannya kawasan minapolitan, tidak jauh dari pusat kota dan realitasnya telah ada budidaya nila, walaupun masih secara tradisional.
Untuk konsep minapolitan itu sendiri, direncanakan akan diberikan transfer ilmu kepada masyarakat dalam budidaya Nila Gift [genetic improvemen for farmed tilapia]. Jenis nila dipilih karena mudah dalam budidayanya, potensi pasar yang menjanjikan, terutama dieskpor dalam bentuk fillet [daging ikan tanpa duri/tulang]. Fillet nila digemari di pasar dunia karena warna dagingnya putih bersih, kenyal, tebal seperti kakap merah dan rasanya netral, sehingga mudah diolah untuk berbagai rasa masakan. Kebutuhan akan fillet ini cukup besar, untuk Amerika saja tiap tahun diperlukan 90 juta ton, belum termasuk Jepang, Singapura, Hongkong & Eropa. Saat ini harga fillet per kilo gram pada kisaran Rp. 50.000,-
Untuk menciptakan interkoneksi kegiatan ekonomi, selain kawasan minapolitan di Desa Sumurup Bendungan dan sekitarnya, maka akan dikembangkan pula lokasi binaan di luar kawasan minapolitan yang selanjutnya disebut hinterland. Yang termasuk dalam kawasan hinterland adalah Desa Karangrejo Kecamatan Kampak dan Desa Sambirejo Kecamatan Trenggalek dengan budidaya lele.Pemilihan kedua lokasi ini didasarkan pada kenyataan telah adanya beberapa usaha budidaya ikan oleh masyarakat setempat.
Untuk pengembangan miapolitan di Desa Sumurup Bendungan, idealnya diperlukan lahan tidak kurang 2,5 Ha. Sedangan untuk membangun infrastruktur perikanan dalam kurun waktu sekitar 3 tahun diperkirankan memerlukan biaya sekitar Rp. 6 milyard.
0 komentar:
Posting Komentar